Sulitkah mengatakan cinta
Suatu hari, saya duduk di atap rumah.
Memandang langit yang indah, biru, cerah dan megah. Tertegun, melihat fenomena
alam yang luar biasa.
Ada kawanan burng yang terbang bebas, berisul riang. Menukik turun dan naik kembali. Sejenak aku teringat perkataan seorang bijak.
"Setiap mahluk yang ada dibumi, diberikan Nikmat yang luar biasa besarnya. Tanpa mereka sadari, nikmat itu selalu ditambah, dan ditambah"
Lalu, ada bimbang dalam hati ini. Saat teringat satu ungkapan, bahwa burung bersiul,terbang bebas diangkasa adalah satu cara yang mereka lakukan untuk menyatakan Cinta dan Syukur atas Nikmat-Nya.
Padahal, dari kacamata seorang manusia, nikmat yang Allah berikan pada burung, tak sebanding dengan yang diberikan-Nya pada Manusia.
Burung hanya mampu bersiul, manusia bisa bernyanyi. Burung punya sayang untuk terbang, namun tak bisa menggenggam, Sedangkan manusia punya tangan yang bisa merancang sebuah pesawat dan terbang ke angkasa, juga bisa untuk menggenggam.
Burung tak punya perasaan, sedangkan manusia diberikan karunia untuk merasa, sedih, bimbang, ragu, marah, kesal, dan lainnya.
Jauh rasanya perbandingan Burung dengan Manusia. Namun, kembali aku tertunduk malu pada mereka, burung kecil yang terbang di angkasa.
Walaupun nikmat yang diberikan terlihat sederhana, TIDAK ada satu hari, atau menit, atau DETIK yang mereka lewatkan tanpa berzikir, bersyukur atas Nikmat yang mereka dapatkan.
Berbeda dengan kita, yang terlalu sibuk dengan urusan dunia, dan lupa mensyukuri Nikmat yang Luar Biasa Allah berikan pada kita. Sangat banyak untuk disebutkan.
Namun jarang rasanya berucap syukur. Jarang rasanya diri ini, mengucapkan Cinta pada - Nya ...
Apa kah sulit mengucapkan Cinta kita pada sang Maha Pemberi ?
Apa kah sulit mengucapkan Cinta kita pada sang Maha Penyayang ?
Apa kah sulit mengucapkan Cinta kita pada sang Maha Kuasa ?
Sulitkah ? atau ... kita yang enggan mengucapkannya ...
Aku ingin seperti Burung yang setiap hari bersyukur, berdzikir, dan ... Mengucapkan CINTA pada sang Maha Pencipta.
-------------------------------------------------------------
Ada kawanan burng yang terbang bebas, berisul riang. Menukik turun dan naik kembali. Sejenak aku teringat perkataan seorang bijak.
"Setiap mahluk yang ada dibumi, diberikan Nikmat yang luar biasa besarnya. Tanpa mereka sadari, nikmat itu selalu ditambah, dan ditambah"
Lalu, ada bimbang dalam hati ini. Saat teringat satu ungkapan, bahwa burung bersiul,terbang bebas diangkasa adalah satu cara yang mereka lakukan untuk menyatakan Cinta dan Syukur atas Nikmat-Nya.
Padahal, dari kacamata seorang manusia, nikmat yang Allah berikan pada burung, tak sebanding dengan yang diberikan-Nya pada Manusia.
Burung hanya mampu bersiul, manusia bisa bernyanyi. Burung punya sayang untuk terbang, namun tak bisa menggenggam, Sedangkan manusia punya tangan yang bisa merancang sebuah pesawat dan terbang ke angkasa, juga bisa untuk menggenggam.
Burung tak punya perasaan, sedangkan manusia diberikan karunia untuk merasa, sedih, bimbang, ragu, marah, kesal, dan lainnya.
Jauh rasanya perbandingan Burung dengan Manusia. Namun, kembali aku tertunduk malu pada mereka, burung kecil yang terbang di angkasa.
Walaupun nikmat yang diberikan terlihat sederhana, TIDAK ada satu hari, atau menit, atau DETIK yang mereka lewatkan tanpa berzikir, bersyukur atas Nikmat yang mereka dapatkan.
Berbeda dengan kita, yang terlalu sibuk dengan urusan dunia, dan lupa mensyukuri Nikmat yang Luar Biasa Allah berikan pada kita. Sangat banyak untuk disebutkan.
Namun jarang rasanya berucap syukur. Jarang rasanya diri ini, mengucapkan Cinta pada - Nya ...
Apa kah sulit mengucapkan Cinta kita pada sang Maha Pemberi ?
Apa kah sulit mengucapkan Cinta kita pada sang Maha Penyayang ?
Apa kah sulit mengucapkan Cinta kita pada sang Maha Kuasa ?
Sulitkah ? atau ... kita yang enggan mengucapkannya ...
Aku ingin seperti Burung yang setiap hari bersyukur, berdzikir, dan ... Mengucapkan CINTA pada sang Maha Pencipta.
-------------------------------------------------------------
Sebuah kisah sederhana..
Di serambi rumah, seorang guru mengajakku
berbincang. Sebuah pertanyaan sederhana yang menyadarkanku akan satu hal yang
begitu besar dan berharga..
“da, coba tebak.. kenapa burung bisa terbang?”, tanya guruku.
“hemm.. karena punya sayap”, jawabku.
“boleh juga, tapi bukan itu”, balasnya.
“Karena ada udara, jadi tekanan udara membuatnya.. bla.. bla.. “, saya coba jawab dengan rumus fisika.
“bukan itu juga..”, balas guruku.
“wah, jebakan neh?”, aku mulai menaruh curiga.
Guruku tersenyum, lalu ia menjawab,
“Memang burung terbang dengan sayapnya, dan bantuan angin yang bertiup. Tapi, yang membuat burung bisa terbang adalah karena ia Hidup, masih bernyawa. Percuma kalau ia punya sayap, tapi nyawanya sudah tiada, betulkan?”.
“Ya..”, jawabku pelan. “terus, apa maknanya?”
“da, kadang kita merasa tidak mampu atau merasa iri dengan orang lain. Lihat orang yang punya mobil, dalam hati kita berkata, ‘dia kan punya uang, jadi wajar aja’.. lalu, lihat teman yang pintar,’dia kan ikut les’.. begitulah selalu yang kita lakukan”
“kalau kita mau membuka cakrawala pikiran kita. Kita kan sadar, bahwa.. bukan uang, bukan les, bukan hal lain yang bisa membuat kita tidak bisa sama seperti mereka”
“satu hal yang penting dan berharga yang kita miliki sekarang adalah, kita masih Hidup. Kita masih punya kehidupan, masih bebas bernafas, masih punya kesempatan yang sangat luas tuk menjadi apa yang kita inginkan”
“jangan terpaku pada hal yang statis berupa materi, hingga kita lupa betapa besarnya kemampuan yang tersimpan dalam diri kita..”
“da, bukankah uang setinggi gunung dan materi lainnya tidak kan berguna kalau kita sudah mati? Tak lagi hidup!”
“Hidup cuma sekali, jadi manfaatkanlah sebelum penyesalan datang nanti..”
“da, coba tebak.. kenapa burung bisa terbang?”, tanya guruku.
“hemm.. karena punya sayap”, jawabku.
“boleh juga, tapi bukan itu”, balasnya.
“Karena ada udara, jadi tekanan udara membuatnya.. bla.. bla.. “, saya coba jawab dengan rumus fisika.
“bukan itu juga..”, balas guruku.
“wah, jebakan neh?”, aku mulai menaruh curiga.
Guruku tersenyum, lalu ia menjawab,
“Memang burung terbang dengan sayapnya, dan bantuan angin yang bertiup. Tapi, yang membuat burung bisa terbang adalah karena ia Hidup, masih bernyawa. Percuma kalau ia punya sayap, tapi nyawanya sudah tiada, betulkan?”.
“Ya..”, jawabku pelan. “terus, apa maknanya?”
“da, kadang kita merasa tidak mampu atau merasa iri dengan orang lain. Lihat orang yang punya mobil, dalam hati kita berkata, ‘dia kan punya uang, jadi wajar aja’.. lalu, lihat teman yang pintar,’dia kan ikut les’.. begitulah selalu yang kita lakukan”
“kalau kita mau membuka cakrawala pikiran kita. Kita kan sadar, bahwa.. bukan uang, bukan les, bukan hal lain yang bisa membuat kita tidak bisa sama seperti mereka”
“satu hal yang penting dan berharga yang kita miliki sekarang adalah, kita masih Hidup. Kita masih punya kehidupan, masih bebas bernafas, masih punya kesempatan yang sangat luas tuk menjadi apa yang kita inginkan”
“jangan terpaku pada hal yang statis berupa materi, hingga kita lupa betapa besarnya kemampuan yang tersimpan dalam diri kita..”
“da, bukankah uang setinggi gunung dan materi lainnya tidak kan berguna kalau kita sudah mati? Tak lagi hidup!”
“Hidup cuma sekali, jadi manfaatkanlah sebelum penyesalan datang nanti..”
04.13
|
Label:
Mawas Diri
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blogger templates
Pages
Mahmudin. Diberdayakan oleh Blogger.
Pages - Menu
My Book
- Ihwal tentang Pendidikan, Ilmu Biologi, Novel Best Seller, Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, Negeri 5 Menara, Jangan Jatuh Cinta Tapi Bangun Cinta, Jangan Kuliah Kalau Gak Sukses, Jangan Belajar Kalau Gak Tahu Caranya, Sukses Sebelum Lulus Kuliah, Kumpulan Cerpen, Puisi, dll.
Pengunjung
Pengikut
Popular Posts
-
LAPORAN KULIAH LAPANGAN ZOOLOGI VERTEBRATA Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Zoologi Vertebrata Disusun ole...
-
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Sekolah Dasar Kecamatan Buleleng Melalui Pelatihan Strategi Pembelajaran dan Penelitian Tindakan K...
-
SPIRIT AND MOTIVATION Cara memulai adalah dengan berhenti berbicara dan mulai melakukan. The way to get started is to quit talkin...
-
Sel Komunikasi Organisme haruslah mampu berkomunikasi. Umumnya komunikasi dilakukan untuk memediasi perkawinan atau ‘mating’. Dengan p...
-
Teori Titik Tumbuh 1) Teori Sel Apikal– Hofmeister dan Nageli Tidak ada perbedaan khusus pada asal-usul jaringan apikal pada...
-
JARINGAN TUMBUHAN– Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama. Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda. Kali i...
-
Sel Sel adalah unit terkecil mahluk hidup. Terdapat dua tipe sel yaitu sel prokariot dan sel eukariot. Tiap sel dikelilingi oleh plasm...
-
DO’A KHATMIL QUR’AN "Allahummar hamna bil Quran waj’alhu lana imaamau wa nuurau wa hudaw wa rahmah Allahumma dzakkirna minhu m...
-
Ayah Minta Motor Suatu hari, seorang ayah sedang duduk di teras depan. Lalu anaknya yang sudah menginjak usia dewasa datang menghampiri...
-
NIKAH MUDA Tertarik dengan fenomena yang ada sekarang, terutama di kampus. banyak orang yang berlomba – lomba mencari pasangan hid...
Blog Archive
About Me
- M. addin ramanda (Mahmudin Addin)
- Serang, Serang/Banten, Indonesia
- Serang-Banten, Indonesia Mahmudin lahir di Lebak, 02 februari 1991. Sedang menyelesaikan S1 di University of Sultan Ageng Tirtayasa. Pendidikan Biologi. Laman ini berisikan pengetahuan umum dan materi-materi pembelajaran baik disekolah, lingkungan kampus maupun masyarakat umum yang dapat diakses dengan mudah, semoga isi dan konten dalam materi tersebut dapat membawa keberkahan untuk semua. Amin. (Ad-dhi3n)Dalam melakukan tindakan selalu dilakukan dengan penuh hati-hati agar segala yang telah direncanakan dapat tercapai optimal, namun terkadang sesuatu yang telah direncanakan itu dapat dengan mudah dilupakan.
0 komentar:
Posting Komentar